Undang-undang Ilmu Sihir sudah ada di Indonesia. Malaysia bila lagi?

Semakin moden dunia ini, bukannya semakin kurang orang melakukan ilmu sihir, tetapi semakin banyak. Sehingga sekarang ini, khidmat ilmu sihir bukan sahaja ada di kampung-kampung, tetapi juga secara ONLINE.

Santau, pukau, guna-guna, pelaris, susuk, pemikat, dan macam-macam jenis ilmu hitam lagi semakin berleluasa. Daripada seseorang yang terlibat dengan bisnes, hinggalah ke politik, tak terlepas dari ada yang terlibat dengan pengamalan ilmu Sihir. Bersesuaian dengan Dajjal semakin hampir untuk keluar, mungkin para jin jahat / negatif pun semakin tak sabar untuk memporak-perandakan dunia ini, setelah sekian lama dihalau ke kawasan-kawasan pergunungan, lautan, bukit, gunung, hutan, gua dan sebagainya.

Di Indonesia, sejak tahun 2016 sudah berkuat-kuasa satu undang-undang berkenaan Santau. Lihat petikan di bawah dari Wikipedia.

Pasal santet merupakan sebutan dari sebuah undang-undang di Indonesia yang ditujukan kepada seseorang didakwa melakukan santet atau tindakan merugikan lainnya yang menggunakan ilmu sihir. Undang-undang tersebut tercantum dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pada pasal 293 yang berbunyi:

“ (1). Setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan harapan, menawarkan, atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik seseorang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak kategori IV.

(2) Jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) melakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, maka pidananya dapat ditambah dengan 1/3 (satu per tiga).

”

Ahli hukum pidana, Barda Nawawi Arief, yang ikut menyusun beleid itu mengatakan, pasal tersebut merupakan perluasan dari Pasal 162 KUHP yang mengatur larangan membantu tindak pidana, yang berbunyi "Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menawarkan untuk memberi keterangan, kesempatan, atau sarana guna melakukan tindak pidana, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling banyak Rp 400.500."

Meskipun Eva Sundari menilai hukum akan sulit membuktikan seseorang memiliki kekuatan santet sehingga pasal ini rawan kriminalisasi, pakar hukum pidana dari Universitas Indonesia, Andi Hamzah, pembuktiannya tidak perlu membawa dukun santet melainkan cukup dengan saksi yang mendengar bahwa seseorang menyatakan dirinya mampu untuk melakukan santet.

Pro dan kontra delik santet sudah muncul sejak 1990an, namun pasal tersebut baru disetujui pada 17 November 2016. Konon untuk mendalami pasal santet, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan studi banding ke Belanda, Inggris, Perancis, dan Rusia.

Di Arab Saudi juga telah lama ada undang-undang terhadap pelaku Sihir.

Di Arab Saudi dikenal beberapa jenis sihir yaitu sihir rofidah, sihir sufi, sihir Maroko, sihir Jawa, sihir Oman, sihir Arab Saudi, dan sihir Vodoo (Afrika). Diantar sihir itu sihir Jawa yang berasal dari indonesia dianggap paling berbahaya setelah sihir vodoo (Afrika). Pakar dan peneliti Sihir Arab Saudi Nashir bin Shalih Al Muzaini mengatakan bahwa sihir Jawa banyak dilakukan oleh para Tenaga Kerja Wanita (TKW) dari Indonesia. 

Di Arab Saudi pelaku sihir diancam hukuman mati. Untuk menangani masalah sihir ini tim keamanan mesir punya tim khusus yang bertugas menangkap, membuktikan praktik kejahatan oleh  sihir.  [Kompasiana] 

Untuk menjayakan undang-undang terhadap pelaku Sihir, kerjasama antara banyak pihak amat diperlukan. Bukan sahaja ahli-ahli agama yang patut terlibat, tetapi juga ahli-ahli paranormal yang mahir dengan ilmu metafizik dan tenaga dalam. Masalah di Malaysia ialah masih ramai yang TIDAK FAHAM dengan ilmu metafizik, dan menganggap segala kebolehan dalam ilmu paranormal adalah SYIRIK. Ini perlu diluruskan kembali agar masyarakat tidak sewenangnya menuduh orang lain syirik, walhal bukan syirik pun, tetapi sesuatu yang berbentuk ILMIAH dan ada kaitan dengan SAINS juga. 

Dan paling penting untuk diketahui ialah TIDAK SEMUA jin itu jahat dan kafir. Samalah juga, tidak semua jin SAKA itu jahat dan kafir. Maka jika orang-orang tertentu yang diberi kelebihan oleh Allah S.w.t dengan ilmu paranormal dan metafizik, berganding bahu dengan para ustaz, insyaAllah keadaan akan menjadi lebih mudah. Tetapi ianya akan sulit jika masing-masing pihak terlalu EGO, HASAD DENGKI, BURUK SANGKA dan KERAS HATI untuk berbincang.

Tidak terfikirkah anda bahawa Allah tetapkan di setiap tempat ada orang yang tahu tentang ilmu metafizik dan tenaga dalam itu untuk MELAWAN pengamal-pengamal ILMU SIHIR? Begitu juga adanya anak-anak Indigo. Malangnya, ada pihak yang menuduh anak Indigo itu dipengaruhi oleh syaitan. Alangkah mudahnya menuduh, sebelum menyiasat dan memastikan jin-jin yang mempengaruhi anak Indigo itu jin jahat (negatif) atau jin baik (positif). Bacalah tentang kisah Ibnu Shayyad di zaman Rasulullah S,a.w.

Saya cadangkan agar perlu diadakan lebih banyak lagi diskusi dan forum-forum mengenai hal ini. Wallahu a'lam .......