Sa'ad (Sa'ad bin Abi Waqqash r.a) segera mengumpulkan seluruh ghanimah (rampasan perang) dan harta benda yang mereka dapatkan dalam jumlah yang sangat besar dan tak terhitung banyak-nya. Telah sampai sebuah riwayat kepada kami bahawa mereka menemui patung-patung yang dibuat dari batu kapur, maka Sa'ad mengamat-amati seluruh patung-patung itu dan ternyata satu dari patung tersebut sedang menunjuk dengan jarinya ke satu arah. Maka Sa'ad berkata, "Mustahil patung ini dibuat tanpa makna. Cuba perhatikan ke mana arah jari tangan patung itu dan perhatikan baik-baik apa yang ada di sana!" Setelah itu mereka ke tempat yang diisyaratkan patung tersebut dan ternyata mereka berhasil mendapatkan simpanan harta peninggalan raja-raja Kisra terdahulu. Mereka segera mengeluarkan seluruh perbendaharaan Kisra yang ada di dalamnya dalam jumlah yang luar biasa banyaknya. Kaum muslimin menguasai seluruh harta yang terdapat di dalamnya benda-benda yang belum pernah seorang pun melihat seperti ini di dunia.
Mahkota Kisra
Dari seluruh harta yang mereka kumpulkan terdapat mahkota Kisra yang dibalut dengan batu-batu permata yang mengkagumkan orang yang memandangnya. Demikian pula dengan ikat pinggang, pedang, gelang dan topinya. Di sana juga terdapat permaidani istana yang berbentuk segi empat dengan panjang dan lebar 60 hasta. Demikian pula dengan karpetnya, seluruhnya dijahit dengan benang emas lengkap dengan permata dan intan berlian yang mahal. Di karpet-karpet tersebut terdapat gambar seluruh raja-raja Parsi kuno, dengan gambar wilayah-wilayah yang mereka kuasai beserta sungai-sungai, sawah ladang, perbendaharaannya, tanaman dan pepohonan yang terdapat di negerinya kala itu.
Jika Raja Kisra duduk di atas singgasananya, dia harus melintas di bawah mahkotanya yang tergantung dengan rantai-rantai yang dibuat dari emas, sebab raja tak mungkin meletakkan mahkota tersebut di atas kepalanya secara langsung, disebabkan mahkota tersebut sangat berat. Dia biasanya datang dan duduk di bawah mahkota setelah duduk barulah mahkota diturunkan dan dimasukkan di kepalanya masih tetap bergantung di atas rantai-rantai emas tersebut. Jika dia duduk, mahkota itu menutupi dirinya dan jika hijab diangkat, seketika seluruh panglima dan para pemimpin sujud kepa-danya. Sang raja juga mengenakan tali pinggang beserta pedang, gelang dan topi yang di lapisi dengan intan permata. Setelah itu dia akan bertanya kepada para menteri mengenai kondisi wilayah-wilayah negerinya dan mengenai para perwakilannya satu persatu. Adakah kejadian-kejadian penting yang telah terjadi? Maka segera para menteri menjawab segala sesuatu yang ditanyakan. Selanjutnya dia akan berpindah menanyakan perihal negeri lainnya dan begitulah seterusnya hingga dia bertanya mengenai negerinya dalam setiap waktu. Dia tidak pernah meremehkan urusan kerajaannya. Permaidani yang dipenuhi gambar-gambar ini diletakkan di depan sang raja untuk mengingatkannya tentang sikap para raja yang terdahulu. Hal ini dianggap suatu yang memajukan dalam perbaikan sisitem politik mereka.
Ketika ketentuan Allah datang maka hilanglah segala kekuatan dan kerajaan-kerajaan mereka. Kaum muslimin juga berhasil menguasai seluruh tanah-tanah yang mereka kuasai, menghancurkan kekuataan Parsi dan menguasainya dengan izin Allah. Segala puji bagi Allah di atas limpahan nikmatNya.
Sa'ad bin Abi Waqqash melantik Amru bin Amru al-Muzani untuk mengumpulkan segala sesuatu yang dapat diambil. Dia berhasil mengumpulkan seluruh kekayaan Kisra, rumah-rumahnya dan seluruh rumah-rumah yang berada di Madain. Ada juga yang berhasil dikumpukan oleh pasukan Zuhrah bin Huwaiyah. Di antara harta yang dikembalikan Zuhrah kepada perwakilan Sa'ad adalah seekor baghal (peranakan kuda dan keldai) yang berhasil dirampasnya dari tentera Parsi yang ditugaskan mengawal kuda ini dengan pedang-pedang terhunus. Namun pada akhirnya kaum muslimin berhasil merampasnya. Huwaiyah berkata, "Baghal pasti ini pernah membawa barang yang berharga." Ketika baghal tersebut diserahkan kepada petugas yang mengumpulkan barang-barang, mereka mendapati di atas baghal ini dua karung yang berisikan pakaian-pakaian Kisra, perhiasan dan pakaian kebesaran yang dikenakannya jika duduk di atas singgahsana dan seekor baghal yang lain memikul mahkotanya yang disimpan dalam tempatnya. Harta tersebut juga berhasil direbut kaum muslimin di jalanan. Ada juga yang berhasil direbut pasukan-pasukan kecil kaum muslimin karung-karung yang berisi perkakas dan peralatan rumah tangga Kisra mahupun benda-benda berharga lainnya. Orang-orang Parsi tidak mampu untuk membawa permaidani dan seluruh harta disebabkan beratnya yang luar biasa. Sebahagian kaum muslimin ada yang masuk ke dalam beberapa rumah yang sarat dengan bejana-bejana emas dan perak dan lain-lainnya. Ada pula yang mendapati tumpukan kapur barus yang disangka garam. Bahkan sebahagian dari mereka ada yang telah mencampurkannya dengan bumbu makanan, namun ketika mereka merasa pahit barulah mereka yakin bahawa benda ini adalah kapur barus.
Kaum muslimin berhasil mendapatkan harta benda milik musuh dalam jumlah yang sangat banyak sekali.
Sa'ad memerintahkan Salman al-Farisi membahagi-bahagikan harta ini menjadi lima bahagian dengan ketentuan empat perlima untuk anggota pasukan dan setiap perajurit berkuda memperolehi 12.000 dirham. Hampir seluruh perajurit ini adalah para penunggang kuda dan sebahagian lagi menunggang unta.
Pengiriman Seperlima Hasil Rampasan Perang dan Sebahagian Barang Kuno Kepada Umar r.a
Sa'ad meminta dari empat perlima peruntukan yang diberikannya kepada para tenteranya berupa permaidani dan pakaian kebesaran kisra. Maksudnya untuk di kirim kepada Umar r.a di Madinah agar kaum muslimin dapat menyaksikan keindahan permaidani tersebut. Para perajurit dengan suka rela menyerahkan benda-benda itu kepada Sa'ad untuk dikirim ke Madinah. Sa'ad mengutus Bayir bin al-Khasasiyah untuk membawa seluruh harta-benda ini kepada Umar r.a. Adapun berita kemenangan sebelumnya sudah dibawa oleh Khunais bin Fula al-Asady.
Diriwayatkan kepada kami bahawa ketika Umar r.a melihat benda-benda ini dia berkata, "Sesungguhnya aku mendapati suatu kaum (para tentera Islam, pent.) yang benar-benar memegang amanah." Ali bin Abi Thalib berkata, "Sebab dirimu benar-benar memiliki iffah dan amanah maka para rakyatmu meniru perilakumu, jika engkau rakus pasti mereka akan lebih rakus lagi." Setelah itu Umar r.a membahagi-bahagikan harta ini kepada kaum muslimin. Ali berhasil mendapatkan sebahagian dari permaidani yang kemudian dijualnya dengan harga 20,000 dirham.
Saif bin Umar menyebutkan bahawa Umar bin al-Khaththab r.a mempamerkan pakaian kebesaran Kisra di atas sebuah kayu agar keindahan pakaian ini dapat disaksikan kaum muslimin yang telah dihiasi dengan segala perhiasan dunia fana.
Telah diriwayatkan kepada kami bahawa Umar r.a memakaikan pakaian kebesaran Kisra kepada Suraqah bin Malik bin Ju'syam, Ketua suku Bani Mudlaj. Al-Hafidz Abu Bakar al-Baihaqi menyebutkan dalam Dalail an-Nubuwwah bahawa ketika dibawakan kepada Umar bin al-Khaththab r.a kelengkapan dan pakaian kebesaran Kisra, di antara para sahabat yang menyaksikan terdapat Suraqah bin Malik bin Ju'syam. Umar r.a lalu melemparkan padanya gelang-gelang Kisra bin Hurmuz agar dikenakan di dua tangannya, maka gelang-gelang tersebut memenuhi seluruh tanggannya hingga ke bahunya. Setelah Umar r.a melihat hal itu beliau berkata, "Alhamdulillah yang telah menjadikan gelang-gelang Kisra bin Hurmuz di tangan Suraqah bin Malik bin Ju'syam seorang Arab pedalaman dari Bani Mudlaj." Setelah itu al-Baihaqi menyebutkan kisah ini hingga selesai. Inilah riwayat al-Baihaqi.
Diriwayatkan dari as-Syafi'i dia berkata, "Sesungguhnya gelang-gelang itu dipakaikan Umar r.a kepada Suraqah disebabkan Rasulullah s.a.w pernah berkata kepada Suraqah ketika melihat kedua tangannya, "Seolah-olah aku diperlihatkan bahawa engkau akan mengenakan gelang-gelang milik Kisra." Syafi'i melanjutkan, "Umar r.a berkata kepada Suraqah ketika gelang-gelang itu dipakaikan di kedua tangannya, "Katakan Allahu Akbar." Maka Suraqah segera mengatakan "Allahu Akbar." Kemudian Umar r.a berkata, "Alhamdulillah yang telah merebut gelang-gelang milik Kisra bin Hurmuz, dan memakaikannya kepada Suraqah bin Malik, seorang Arab Badwi dari Bani Mudlaj."
Kemudian Umar r.a berkata, "Ya Allah sesungguhnya engkau tidak memberikan hal ini (penaklukan Parsi, pent.) ke atas Nabimu, padahal dia lebih engkau cintai dan lebih mulia dari diriku. Engkau juga telah menahan (Penaklukan Parsi, pent.) dari Abu Bakar r.a padahal dia lebih Engkau cintai dan lebih mulia daripadaku. Lantas kau berikan hal ini padaku. Aku berlindung padamu semoga kurnia yang dilimpahkan padaku ini bukanlah menjadi tipu-daya untuk diriku." Setelah itu dia menangis hingga orang di sekitarnya merasa kasihan terhadapnya. Kemudian dia berkata kepada Abdurrahman bin Auf, "Aku bersumpah hendaklah engkau segera menjualnya dan membahagi-bahagikannya sebelum petang menjelang."
[Imam Ibnu Katsir - Al-Bidayah wan Nihayah]
Peristiwa di atas berlaku di zaman pemerintahan Khalifah Umar al-Khattab r.a. Wallahu a'lam
* Kisra ialah gelaran kepada Raja Parsi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Terima kasih :)