Ibnu Jarir di dalam kitab Tafsir-nya menceritakan suatu kisah yang sangat aneh. Untuk itu dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Ibnu Juraij sehubungan dengan firman Allah S.w.t;
"Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak, dan dengan hak itulah mereka menjalankan keadilan." [Surah Al-A'raaf : ayat 159]
Telah sampai kepadaku suatu kisah yang mengatakan bahawa ketika kaum Bani Israel membunuh nabi-nabi mereka dan kafir, ketika itu mereka terdiri dari dua belas sibt (kabilah). Maka ada satu kabilah yang berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh kaumnya. Lalu mereka bertaubat kepada Allah dan memohon kepada-Nya agar dijauhkan dari kaumnya, maka Allah membuka suatu terowong besar di dalam tanah, lalu mereka menempuh lorong bawah tanah itu hingga mereka keluar ke permukaan bumi dan sampai di negeri sesudah negeri Cina. Lalu mereka tinggal di tempat itu dalam keadaan memeluk agama hanif lagi muslim, mereka menghadap ke arah kiblat kita.
Ibnu Juraij mengatakan, Ibnu Abbas r.a mengatakan bahawa yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya;
"Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israel, "Diamlah di negeri ini, maka apabila datang wa'dul akhirah (janji terakhir), nescaya Kami datangkan kamu (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan bercampur-aduk." [Surah al-Israa' : ayat 104]
Yang dimaksudkan dengan wa'dul akhirah atau janji terakhir ialah Isa ibnu Maryam.
Ibnu Juraij mengatakan, "Ibnu Abbas mengatakan bahawa mereka berjalan di dalam terowongan bawah tanah selama satu setengah tahun."
Ibnu Uyainah telah meriwayatkan dari Sadaqah Abul Huzail, dari As-Saddi sehubungan dengan makna firman-Nya;
"Dan di antara kaum Nabi Musa, ada satu golongan yang memberi petunjuk (kepada orang ramai) dengan perkara-perkara yang hak, dan dengannya mereka menjalankan keadilan." [Surah Al-A'raaf : ayat 159]
Mereka adalah suatu kaum yang tempat tinggalnya antara mereka dan kalian terpisah oleh sungai madu.
[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surah Al-A'raaf : ayat 159]
Bila difikirkan, perjalanan selama satu setengah tahun di dalam terowong bawah tanah, dari mana mereka perolehi makanan? Apa pun, sedangkan jika Allah membuka kepada mereka terowong untuk membantu mereka, maka akan adalah bantuan-bantuan lain yang mungkin berupa makanan dan minuman. Semua itu mudah bagi Allah S.w.t. Allah Maha Besar!
Wallahu a'lam ....... :-)