Nama Dewi Hindu dalam lagu Inilah Barisan Kita

Berikut adalah rangkap pertama dalam lagu untuk perajurit negara Malaysia iaitu Inilah Barisan Kita;

Inilah barisan kita

Yang ikhlas berjuang 

Siap sedia berkorban,

Untuk ibu pertiwi!

Kenapa digunakan istilah Ibu Pertiwi? Sedangkan Pertiwi itu adalah salah satu nama Dewi dalam agama Hindu.

Pertiwi (Sanskerta: pṛthvī, atau juga pṛthivī) adalah Dewi dalam agama Hindu dan juga "Ibu Bumi" (atau dalam bahasa Indonesia "Ibu Pertiwi"). Sebagai pṛthivī matā "Ibu Pertiwi" merupakan lawan dari dyaus pita "Bapa Angkasa". Dalam Rgveda, Bumi dan Langit seringkali disapa sebagai pasangan, mungkin hal ini menekankan gagasan akan dua paruh yang saling melengkapi satu sama lain.

Pertiwi juga disebut Dhra, Dharti, Dhrthri, yang ertinya lebih kurang "yang memegang semuanya". Sebagai Prthvi Devi, ia adalah salah satu dari dua sakti Batara Wisnu. Sakti lainnya adalah Laksmi.

Prthvi adalah bentuk lain Laksmi. Nama lain untuknya adalah Bhumi atau Bhudevi atau Bhuma Devi. [1]

Dewi Bumi kalau dalam istilah Greek / Yunani kuno dipanggil sebagai Gaia. Dalam kepercayaan Roman kuno pula dipanggil Tellus atau Terra Mater.

Bagaimana nama Dewi Hindu ini boleh ada dalam lagu perajurit kita? Kenapa tidak gunakan perkataan "tanahair" atau "tanah tumpah darah" dan seumpamanya? Ya mungkin kerana bahasa kita dulunya banyak juga dipengaruhi oleh Bahasa Sanskrit. Selebihnya, kena tanya penulis lirik dia lah. Wallahu a'lam .......

p/s: Kalau di Indonesia popular dengan lagu patriotik bertajuk Ibu Pertiwi.

Rujukan:

1 - Wikipedia

Contoh lain:


Kurma adalah nama lain kepada Dewa Wisnu

Buah Tamar, atau orang Melayu panggil Kurma adalah salah satu makanan sunnah. Tetapi sayang, sebutan Kurma itu sendiri adalah salah satu nama lain kepada Dewa Wisnu di dalam agama Hindu. Adakah ianya secara kebetulan, ataupun memang sengaja diletak nama itu, seperti nama Pertiwi? Yang jelasnya memang pengaruh agama Hindu adalah lebih awal di Tanah Melayu dari pengaruh agama Islam.

Dalam agama Hindu, Kurma (Sanskerta: कुर्म; Kurma) adalah awatara (penjelmaan) kedua dewa Wisnu yang berwujud kura-kura raksasa. Awatara ini muncul pada masa Satyayuga. Menurut kitab Adiparwa, kura-kura tersebut bernama Akupa.

Menurut berbagai kitab Purana, Wisnu mengambil wujud seekor kura-kura (kurma) dan mengapung di lautan susu (Kserasagara atau Kserarnawa). Di dasar laut tersebut konon terdapat harta karun dan tirta amerta yang dapat membuat peminumnya hidup abadi. Para Dewa dan Asura berlomba-lomba mendapatkannya. Untuk mengaduk laut tersebut, mereka membutuhkan alat dan sebuah gunung yang bernama Mandara digunakan untuk mengaduknya. Para Dewa dan para Asura mengikat gunung tersebut dengan naga Wasuki dan memutar gunung tersebut. Kurma menopang dasar gunung tersebut dengan tempurungnya. Dewa Indra memegang puncak gunung tersebut agar tidak terangkat ke atas. Setelah sekian lama tirta amerta berhasil didapat dan Dewa Wisnu mengambil alih. [Wikipedia]

Justeru, kalau anda rasa nak elakkan dari pengaruh dewa-dewi di dalam istilah sebutan harian kita, elok panggil buah Tamar saja lah. Tetapi kalau anda rasa tidak ada masalah, maka ikut suka lah. Tulisan ini hanya sekadar info, bukannya untuk menimbulkan paranoid, provokatif dan seumpamanya. :-)

Wallahu a'lam .......