Rabu, 25 Jun 2014

Kisah suatu kaum Bani Israel yang disumpah menjadi Kera

Kisah suatu kaum Bani Israel yang disumpah menjadi Kera
"Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui (bagaimana buruknya akibat) orang-orang di antara kamu yang melanggar (larangan) pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kalian kera yang hina"." [Surah al-Baqarah : ayat 65]

Allah S.w.t berfirman bahawa sesungguhnya kalian (hai orang-orang Yahudi) telah mengetahui azab yang menimpa penduduk kampung itu yang durhaka terhadap perintah Allah dan melanggar perjanjian dan ikrar-Nya yang telah Dia ambil dari kalian. Iaitu kalian mesti mengagungkan Hari Sabtu dan mentaati perintah-Nya. Dikatakan demikian kerana perkara tersebut disyariatkan kepada mereka. Akan tetapi pada akhirnya mereka membuat "hilah" (helah) agar mereka tetap dapat berburu ikan pada hari Sabtu, iaitu dengan cara meletakkan jaring-jaring dan perangkap-perangkap ikan sebelum hari Sabtu.

Apabila hari Sabtu tiba dan ikan-ikan banyak diperolehi sebagaimana biasanya, ikan-ikan tersebut terjerat pada jaring-jaring dan perangkap-perangkap tersebut, tiada satu ikan pun yang selamat pada hari Sabtu itu. Apabila malam hari tiba, mereka mengambil ikan-ikan tersebut selepas hari Sabtu berlalu. Ketika mereka melakukan perkara tersebut, maka Allah mengutuk rupa mereka menjadi kera.

Al-Aufi mengatakan dalam kitab tafsirnya, dari Ibnu Abbas r.a, sehubungan dengan firman-Nya;

"....... lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kalian kera yang hina."  [Surah al-Baqarah : ayat 65]

Bahawa Allah S.w.t menjadikan sebahagian dari mereka (Bani Israel) kera dan babi. Dipercayai bahawa para pemuda dari kalangan mereka disumpah menjadi kera, sedangkan orang-orang yang sudah lanjut usianya disumpah menjadi babi.

Ad-Dhahak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahawa Allah mengutuk mereka menjadi kera kerana kedurhakaan mereka. Ibnu Abbas mengatakan, mereka hanya hidup di bumi ini selama tiga hari. Tiada suatu pun yang dikutuk dapat bertahan hidup lebih dari tiga hari. Selepas rupa mereka dikutuk dan diubah, mereka tidak mahu makan dan minum serta tidak dapat mengembang-biakkan keturunan. Kerana sesungguhnya Allah telah menciptakan kera dan babi serta makhluk lainnya dalam masa enam hari, seperti yang disebutkan di dalam kitab-Nya. Allah merubah rupa kaum tersebut menjadi kera. Demikianlah Allah dapat melakukan terhadap siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia dapat merubah rupa ke dalam bentuk seperti apa yang dikehendaki-Nya.

[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surah Al-Baqarah : ayat 65]


Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku seorang lelaki, dari Ikrimah yang mengatakan, "Pada suatu hari aku pernah datang kepada Ibnu Abbas. Ketika itu Ibnu Abbas sedang menangis, dan tiba-tiba ternyata dia sedang memegang mushaf di pangkuannya. Maka aku merasa segan untuk mendekatinya. Aku masih tetap dalam keadaan demikian (menjauh darinya) hingga pada akhirnya memberanikan diri untuk maju dan duduk dekatnya, lalu aku bertanya, "Hai Ibnu Abbas, apakah yang membuatmu menangis? Semoga Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu." Ibnu Abbas r.a menjawab, "Kerana lembaran-lembaran ini." 

Ikrimah r.a melanjutkan kisahnya, "Temyata lembaran-lembaran yang dimaksudkan adalah surah Al-A'raaf. Lalu Ibnu Abbas bertanya, "Tahukah kamu kota Ailah?" Aku menjawab, "Ya." Ibnu Abbas berkata bahawa dahulu di kota itulah tinggal suatu kabilah Yahudi yang dijinakkan ikan-ikan kepada mereka pada hari Sabtunya, kemudian pada hari yang lainnya ikan-ikan itu menyelam ke dalam laut, sehingga mereka tidak dapat lagi menangkapnya kecuali setelah mereka menyelam dan bersusah payah.

Pada hari Sabtunya ikan-ikan itu datang kepada mereka terapung-apung di permukaan air laut, kelihatan putih-putih lagi gemuk-gemuk, seakan-akan seperti perak seraya membolak-balikkan belakang dan perutnya di pinggir laut tempat mereka tinggal. 

Mereka tetap menahan diri seperti demikian selama beberapa waktu. Kemudian syaitan membisikkan mereka seraya mengatakan sesungguhnya kalian hanya dilarang memakannya saja pada hari Sabtu. Kerana itu, tangkaplah oleh kalian ikan-ikan tersebut pada hari Sabtu dan memakan-nya pada hari-hari yang lain. Segolongan orang dari mereka mengatakan demikian, seperti yang dibisikkan oleh syaitan; sedangkan segolongan yang lainnya mengatakan, "Tidak, bahkan kalian tetap dilarang memakan dan menangkap serta memburunya pada hari Sabtu."

Mereka dalam keadaan demikian (berdebat) selama beberapa hari hingga datanglah hari Jumaat berikutnya. Maka pada keesokan harinya ada segolongan orang dari mereka berangkat menuju ke tepi pantai bersama dengan anak-anak dan isteri-isteri mereka (untuk menangkap ikan), sedangkan segolongan yang lainnya (iaitu golongan yang kanan) mengasingkan diri dan menjauh dari mereka; dan segolongan yang lainnya lagi (iaitu golongan kiri) memisahkan diri, tetapi diam, tidak melarang.

Golongan kanan mengatakan, "Celakalah kalian ini dari seksa Allah. Kami telah melarang kalian, janganlah kalian menjerumuskan diri kalian ke dalam seksaan Allah." Lalu golongan kiri mengatakan (kepada golongan kanan), seperti yang disebutkan oleh firman-Nya;

"Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang keras?" [Surah Al-A'raaf : ayat 164]

Golongan kanan menjawab, seperti yang dikisahkan oleh firman-Nya;

"Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian dan supaya mereka bertaqwa." [Surah Al-A'raaf : ayat 164] 

Yakni agar mereka menghentikan perburuan ikan di hari Sabtu. Jika mereka mahu menghentikannya, maka hal tersebut lebih kami sukai agar mereka tidak terkena azab Allah dan agar mereka tidak dibinasakan. Dan jika ternyata mereka tidak mahu menghentikan perbuatannya, maka alasan kami cukup kuat kepada Tuhan kalian (untuk melepaskan tanggung jawab). 

Akan tetapi, mereka yang dilarang tetap melakukan pelanggaran itu. Maka golongan kanan berkata, "Hai musuh-musuh Allah, demi Allah, sesungguhnya kalian telah melanggar, sesungguhnya kami akan datang malam ini ke kota kalian. Dan demi Allah, kami tidak akan melihat kalian pada pagi harinya melainkan kalian telah ditimpa oleh gempa atau kutukan atau sebahagian dari azab yang ada di sisi Allah."

Ketika pagi harinya tiba, golongan kanan mengetuk-ngetuk pintu perkampungan mereka, tetapi tidak dibuka; dan golongan kanan menyeru mereka, tetapi tidak ada jawapan. Akhimya golongan kanan mengambil tangga, dan seorang lelaki dari golongan kanan menaiki tangga itu dan berada di atas tembok kampung tersebut. Lalu dia melayangkan pandangannya ke seluruh perkampungan itu, kemudian berkata, "Hai hamba-hamba Allah, yang ada hanyalah kera-kera. Demi Allah, kera-kera itu meloncat-loncat seraya mengeluarkan suara jeritannya, semuanya mempunyai ekor." 

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Lalu mereka (golongan kanan) membuka pintu gerbangnya dan masuklah mereka ke dalam perkampungan itu. Kera-kera tersebut mengenal saudara mereka dari kalangan manusia, tetapi yang menjadi saudara mereka dari kalangan manusia tidak mengenal kera-kera itu. Lalu kera-kera itu masing-masing mendatangi keluarganya dari kalangan manusia seraya menciumi pakatannya dan menangis. Maka saudaranya yang manusia itu berkata, "Bukankah saya telah melarang kalian melakukan hal ini?" Maka si kera menjawab dengan anggukan kepala yang bererti mengiakan. 

Kemudian Ibnu Abbas membacakan firman-Nya: 

"Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim seksaan yang keras. " [Surah Al-A'raaf : ayat 165]

Selanjutnya dia mengatakan, "Maka saya melihat bahawa orang-orang yang melarang perbuatan jahat itu telah diselamatkan, sedangkan saya tidak melihat golongan lainnya (yang tidak terlibat) disebutkan. Dan memang kita pun sering melihat banyak hal yang tidak kita sukai, tetapi kita tidak dapat mengatakan apa-apa terhadapnya."

[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surah Al-A'raaf : ayat 165]


Nabi Daud a.s juga melaknat mereka yang melanggar larangan hari Sabtu itu. Kisah inilah yang pada mulanya disebutkan oleh firman-Nya;

"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa anak Maryam," [Surah al-Ma'idah : ayat 78]  hingga akhir ayat. Merekalah yang dikutuk menjadi kera-kera itu.

[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surah Al-Baqarah : ayat 65]


Antara pengajaran dari kisah ini, jangan menghalalkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah dengan helah dan tipu-muslihat, kerana Allah S.w.t Maha Mengetahui lagi Maha Keras seksaan-Nya, na'udzu billah.

Mungkinkah penemuan rangka-rangka tulang manusia yang seakan beruk / kera itu adalah rangka-rangka mereka?

Wallahu a'lam ....... :-)

Unikversiti Designed by Templateism.com & Copy Blogger Themes

Dikuasakan oleh Blogger.