Ahad, 11 September 2011

Mualaf mengatakan Islam tidak salah, interpretasi umatnya saja yang kadang keliru


mualaf Caleb Carter
Amaran Tragedi 11 September @ 9/11 kembali mengacau emosi orang awam Amerika. Ramai yang masih memendam amarah, namun tak sedikit yang memperingatinya sebagai titik awal balik dalam hidupnya.

Caleb Carter, salah seorang di antaranya. Warga pinggiran Detroit, Dearborn, negeri Michigan ini mengenang tragedi 11 September 2001 sebagai titik balik perkenalan dirinya dengan Islam. Tak disangka, kebencian guru sekolahnya terhadap Islam justeru menjadi gerbang pembuka hatinya untuk mengucapkan dua kalimah syahadah.

"Apabila saya mempelajari bahasan Dunia Non Barat, oleh guru saya dikatakan Islam sama dengan pengganas," kenang Carter meniru suara gurunya ketika menetap di Columbia.

Carter tidak menelan mentah-mentah pendapat guru. Dia menolak untuk menghakimi suatu keyakinan tanpa ada pengetahuan yang cukup. Dia pun mulai mempelajari Islam dan agama lain.  Semenjak tahun 2006, dia dengan mantap memilih Islam.

Orang tua Carter sempat tidak merestui si anak memutuskan untuk masuk Islam. Pertimbangan orang tua Carter merujuk kepada kisah John Walker Lindh, seorang Amerika yang kemudian menjadi pejuang Taliban. Dia selanjutnya ditangkap dan dipenjara selama 20 tahun lantaran diketahui memberikan bantuan kepada pemerintahan Taliban di Afghanistan.

"Mereka hanya membayangkan apabila saya menjad Muslim. Mereka berusaha menanyakan apa saya benar-benar yakin dengan Islam. Mereka peka namun begitu menerima," ungkapnya.

Kepada orang tuanya, Carter mengatakan yang salah bukan berasal dari ajaran Islam sendiri melainkan hasil interpretasi yang keliru tentang Islam.

Selayaknya warga AS yang memeluk Islam semenjak tragedi 11 September, tekanan, ejekan, bahkan makian menjadi 'menu' hariannya. Namun, dia menghadapinya dengan besar hati.

"Saya secara personal tidak merasa terganggu. Hanya saja, komentar yang disampaikan para ahli parlimen dan calon pemimpin sangat mengganggu. Terang-terangan mereka salah kutip ayat Al-Quran. Itu mengingatkan saya dengan perkataan gurunya satu dekad lalu," ujar Carter.

Reaksi-reaksi seperti itu, membuat Carter merasa khuatir. Tanpa diimbangi dengan usaha memberikan pemahaman yang benar tentang Islam, maka selamanya Muslim akan dibuang. Lantaran itu, Carter berniat untuk memperdalam ilmunya sehingga mampu memberikan sumbangan bagi saudara-saudara seiman yang lain dalam berjuang meluruskan pemahaman yang salah tentang Islam, baik di kalangan umat sendiri, mahupun di luar komuniti mereka.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Terima kasih :)

Unikversiti Designed by Templateism.com & Copy Blogger Themes

Dikuasakan oleh Blogger.