Pengenalan
Kisah ini hanya sepotong dan pendek, tetapi berharga sekali. Kisah ini menunjukkan sejauh mana para Nabi dan Rasul dalam urusan ta'dzim (mengagungkan) kepada Allah. Isa a.s melihat seorang yang mencuri, lalu pencuri ini bersumpah dengan nama Allah bahawa beliau tidak mencuri, maka Isa a.s mendustakan kedua matanya dan mempercayai pencuri itu.
Nash Hadits
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah dari Nabi S.a.w bersabda, "Isa bin Maryam melihat seorang laki-laki mencuri. Isa bertanya kepadanya, 'Apakah kamu mencuri?' Dia menjawab, 'Tidak mungkin, demi Allah yang tidak ada Tuhan yang hak kecuali Dia.' Isa berkata, 'Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan mataku'. "
Takhrij Hadis
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahaditsil Anbiya', bab firman Allah, "Dan ceritakanlah kisah Maryam di dalam Al-Qur'an" [Surah Maryam : 16] , [6/478, no. 3443]
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabul Fadhail, bab keutamaan Isa [4/1838], no. 2366. Hadis ini dalam Syarah An-Nawawi, 15/506.
Penjelasan Hadits

Pencuri ini berjaya melepaskan diri dari Isa. Akan tetapi mana mungkin beliau akan terlepas dari azab dan balasan Allah? Para Rasul dan Nabi tidak diutus sebagai polis. Allah-lah yang akan mengawasi, mengurus, dan menghisab. Allah tidak membebankan para Rasul (lebih-lebih jika mereka bukan pemimpin dan hakim) untuk menghisab dan menghukum manusia.
[Sumber dari kitab Shahih al-Qisas an-Nabawiy - Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar]